Tampilkan postingan dengan label PUISI KECEWA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PUISI KECEWA. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Maret 2012

TANGIS

Malam ini ijinkanlah aku menangis
Perasaanku sangat terkikis
Membuat hati ini jadi terkikis
Aku sudah tak kuasa menahan luapan dihati
Maka biarlah malam ini aku menangis
Karena hanya tangis yang masih kupunya
Dan hanya tangis yang masih tersisa
Hatiku pergi jauh dan sirna
Aku sangat kangen masa indah
Aku rindu kamu merah
Namun kini semua enyah
Maka malam ini biarlah aku menangis
Dalam tangis dukaku kutulis
Emosi dan rindu beradu satu
Masih adakah hatiku untuk kau ingat
Walau kini semua sudah tak hangat
Aku yang kaku atau hatimu yang beku
Andai malam ini datang gerimis
Biar menemani semua TANGIS

Rabu, 29 Februari 2012

EGO


Ego berjalan memimpin logika
Perlalah menipu perasaan  membawa duka
Melupakan dan menindas hati untuk dicela
Mengumpulkan tetesan racun puing luka
Mengatasnamakan ego menguatkan benci hati yang rindu
Rindu yang hangat itu dingin
Rindu yang putih itu sakit
Dibalik senyuman itu setan menari
Dibalik ucapan itu sakit menemani
Adakah hati untuk kita
Hati yang belum tertutup ego
Hati yang datang untuk dicinta

Kamis, 02 Februari 2012

Diam dalam Damai

Diam dalam damai
Andai damai itu ada dalam diam
Aku ingin hanya diam
Tapi semakin aku diam semakin aku merasa sendiri
Sendiri itu sakit
Sakit sekali, seperti pagi ini
Pagi ini cahaya terasa seperti duri
Hanya saja menusuk kesetiap inchi
Embun hari ini terasa seperti butir peluru
Menembus tepat kesetiap hulu
Aku tak ingin hari ini
Aku ingin kemarin
Kemarin pagi memeluk hangat
Embun mengusap menghilangkan semua penat
Tapi pagi ini hati jauh bergetar
Membuat runtuh semua angan serasa tersambar halilintar
Kasih aku ingin dirimu dan kita diam dalam damai
Kembali bersama menyusun semua butir manik kasih





Jumat, 30 September 2011

CUMA


Cuma
Cuma malam menemani
Cuma gerimis mengiringi tangis
Cuma pakaian melekat
Menyembunyikan hati yang pekat
Cuma senyap mampu mengusap
Cuma angin yang membawa lenyap
Cuma kebisuan dalam Cuma
Sebelumnya hati butuh
Tapi kini jadi tak utuh
Semua runtuh bersama Cuma
Cuma Gelap paham dukaku
Tapi semua tinggal Cuma bersama Cuma

Gila


Gila
Sebelumnya ini cinta
Tapi kini jadi gila
Sebelumnya semua damba
Tapi kini jadi gila
Bersama ucapan yang terdengar gila
Bersama keadaan yang terus menggila
Awan berduyun-duyun
Langit runtuh tergusur
Hutan bersepi-sepi
Bulan jatuh
Laut bergolak-golak
Hati mulai terkampak
Patah dan pecah jadi sampah
Otak,hati sirna bersama keadaan gila

Jawab dan Korban


Jawab dan Korban
Setelah ditunggu
Setelah kuragu
Akhirnya cairlah bekumu
Bersama gerimis yang mengalir
Bersama takbir yang agung
Akhrinya kutahu jawaban dari segala ragu
Kamu tak bisa mengisi hati
Kamu menolak permintaan hati
Dimalam qurban
Kini hatiku jadi korban
Hati jadi kobaran
Trbakar bersama cinta yang duka
Satu lagi masa kelam bersemi
Satu lagi luka menganga dalam hati

AKU DAN IMPIANKU


aku dan impian ku
aku  punya mimpi,
mimpi yg sulit diterima nalar ini
mimpi yg tumbuh dan mengakar
tampak jelas tanpa ada bayang yg tersamar
kejelasan niat perlahan tumbuh bersama dahan yg kian mekar
mimpi itu kini sedang ku titi
karna mimpiku adalah puisi
puisi adalah kekakasih,
kekasih yang memeluk erat selayak jerat
kekasih yang begitu wangi melebihi intisari melati

Sabtu, 14 Mei 2011

SELESAI

Akhir dari sebuah cerita
Berhenti dititik terendah yang tak kusangka
Kemarin dan hari ini hanya bagian masa yang tak nyata
Keadaan memaksa semua berbalut luka
Andai saja duka tak ada
Pasti takan ada yang tersiksa
Takan ada pojok-pojok sepi
Tempat orang-orang meratapi
Tangisan, kini menguatkan
Mengungkapkan hati yang tercampakan
Dijalan tempat melangkah tampak mata-mata memandang
Menatap penuh tanya
"darimana tetesan puing bening, jernih tapi memproyeksikan kehilangan cinta"
Akhir dari sebuah cerita

Minggu, 23 Januari 2011

KECEWA

Kecewa
Lukaku semakin mengangah
Hatiku semakin lelah
Kecewa semakin parah
Kini hati tak terkontrol dan menjadi amarah
Marah, marah dan marah
Kini marah mengalahkan logika
Dendamku membatu
Karna kelakuan ratu yang angkuh
Mengukirkan prasasti benci
Membangun istana emosi
Itulah keadaan hati kini
Sekali lagi “Dasar Ratu Angkuh!!!”
Jika tak suka mengapa kau merangkulku penuh??

CACI


Caci
Sakit hati karna caci
Kucoba kirim puisi
Tapi malah aku dimaki
Kalau tak suka janganlah mencaci
Karna puisi adalah hati
Kau hina puisi kau lukai hati ini
Aku tak minta dihargai
Yang aku minta hanya jangan kau lukai
Caci sungguh setajam belati
Sesakit sepi sebusuk tai
Bekasnya pun abadi

Kamis, 13 Januari 2011

Bayang Sesaat


Bayang Sesaat
Saat gelap memeluk erat
Kuda besipun lewat
Bersama putri menarikan senyuman malaikat
Sayap putihnya merekah
Membuat hati ini gundah
Ingin rasanya kupanggil dan kupeluk erat
Tawa, canda,emosi, juga mimpi  mulai bersemi
Semua reality tertutup semu
Melupakan semua dukaku
Hangat mungkin bila disamping sang putri
Sesaat otak kembali bertindak
Menyadarkan mata membuat semua jadi tampak
Mengingatkan kalau itu hanya bayang sesaat

Karna Kata

Karna Kata
Gunung kokoh mendadak runtuh
Bulan malam mendadak kelam
Laut biru perlahan beku
Pupus yang barupun tampak layu
Sakit sekali melihat mereka begitu
Karena aku suka gunung
Aku ingin bulan disetiap malam
Dan aku pun tak suka memandang laut beku
Apalagi pupus kusuka hijaumu
Semua Cuma gara-gara kata
Ya kata sederhana tapi cukup membuat luka
Sebuah kata “DAH”

Rabu, 12 Januari 2011

malam ini


Kejadian Malam Ini
Malam ini sepi lampu mati
Hitam tersenyum menyanyi
Jam dinding berputar kekiri
Tak…tak…tak…
Bunyi jarum berwarna merah petunjuk detik
Do..Re…Mi.. adikku menyanyi
Sesaat hitam berhenti menyanyi
Mendengarkan Do Re Mi
Tapi kemudian kembali menyanyi
Karna bibir adikku kaembali terkunci
Cape barangkali
Kemudian datang jangkrik  berbunyi krik..krik..kriik!!
Hitam kembali hening dan sunyi
Tapi hanya  sesaat mulai menyanyi lagi
Karena jangkrik telah mati
Dimakan kodok dekat panci
Itulah kejadian malam ini
Lilin Diatas Asbak Merah
Putih usang diatas asbak merah
Dari atasnya da cahaya merekah
Tak menyerah apalagi mengalah
Memberi sedikit cerah
Saat lampu pijar  tak memancar
Saat kesemuan mulai menjalar
Kejam dan mengusir sang putih
Membelenggu ajaibnya lampu
Jadi ratalah disitu semu
Saat itulah siputih usang diasbak merah
Yang tak pernah menyerah kemudian menyala
Mendatangkan kembali warna diantara hitam dan putih
Membuang belenggu semu
Lilin diatas asbak merah
Begitu meekah yang tak pernah mengalah


Ngantuk
Mata sepat tak memancar
 Dunia melayang dan semakin samar
Perlahan aku mulai tak mendengar
Tubuh tegap dan sigap perlahan mulai tak menatap
Ngantuk, ngantuk dan ngantuk sekali
Otak tegang perlahan melemas
Jauh, jauh dan jauh terbawa keangan lepas
Melayang dan terbang diatas pulau kapas
Berbaring dan merebah
Melepaskan diri dari amarah,gundah, dan gerah
Membiarkan diri dimakan ngantuk
Biar lepas semua suntuk





Pojok Sepi
Berdiri sediri dipojok sepi
Sendiri mencoba memahami
Hitamnya dari sepi
Hanya bisa berpuisi tapi tak bisa bernyanyi
Hanya sendiri menahan sakit dihati
Karna bunga jauh pergi
Mencari yang dia impi
Memang tak perlu disesali
Walau aku jadi sendiri
Disini diojok sepi