Rabu, 12 Januari 2011

Catatan Untuk Embah


Coretan tinta  kini kugoreskan
Kutuangkan tulisan catatan untuk embah
Ketika kecil kukenal sesosok bernama embah
Senyum bekunya menggambarkan cinta
Walau tak pernah terucap
Walau begitu kutahu cintanya tertancap
Untuk kami cucu yang semangat
Matanya menerawang tampaklah kewibawaan
Akupun sadar engkaulah sosok kedewasaan
Ditengah kayu kini tubuhmu beku
Hujan turun mengiringi tangis sendu
Sebelum pergi kau ajarkan tentang hidup untukku
Kau tanamkan kerja keras untuk mendapatkan beras
Meski kini kau pergi
Hati ini masih mengaji
Semua ajaran dan semua kenangan yang takan kulupa
Terima kasih EMBAH

malam ini


Kejadian Malam Ini
Malam ini sepi lampu mati
Hitam tersenyum menyanyi
Jam dinding berputar kekiri
Tak…tak…tak…
Bunyi jarum berwarna merah petunjuk detik
Do..Re…Mi.. adikku menyanyi
Sesaat hitam berhenti menyanyi
Mendengarkan Do Re Mi
Tapi kemudian kembali menyanyi
Karna bibir adikku kaembali terkunci
Cape barangkali
Kemudian datang jangkrik  berbunyi krik..krik..kriik!!
Hitam kembali hening dan sunyi
Tapi hanya  sesaat mulai menyanyi lagi
Karena jangkrik telah mati
Dimakan kodok dekat panci
Itulah kejadian malam ini
Lilin Diatas Asbak Merah
Putih usang diatas asbak merah
Dari atasnya da cahaya merekah
Tak menyerah apalagi mengalah
Memberi sedikit cerah
Saat lampu pijar  tak memancar
Saat kesemuan mulai menjalar
Kejam dan mengusir sang putih
Membelenggu ajaibnya lampu
Jadi ratalah disitu semu
Saat itulah siputih usang diasbak merah
Yang tak pernah menyerah kemudian menyala
Mendatangkan kembali warna diantara hitam dan putih
Membuang belenggu semu
Lilin diatas asbak merah
Begitu meekah yang tak pernah mengalah


Ngantuk
Mata sepat tak memancar
 Dunia melayang dan semakin samar
Perlahan aku mulai tak mendengar
Tubuh tegap dan sigap perlahan mulai tak menatap
Ngantuk, ngantuk dan ngantuk sekali
Otak tegang perlahan melemas
Jauh, jauh dan jauh terbawa keangan lepas
Melayang dan terbang diatas pulau kapas
Berbaring dan merebah
Melepaskan diri dari amarah,gundah, dan gerah
Membiarkan diri dimakan ngantuk
Biar lepas semua suntuk





Pojok Sepi
Berdiri sediri dipojok sepi
Sendiri mencoba memahami
Hitamnya dari sepi
Hanya bisa berpuisi tapi tak bisa bernyanyi
Hanya sendiri menahan sakit dihati
Karna bunga jauh pergi
Mencari yang dia impi
Memang tak perlu disesali
Walau aku jadi sendiri
Disini diojok sepi







Jauh

Jauh
Ketika senyum itu jauh
Ada tanya berseri
Ketika tawa itu lenyap
Maka datanglah senyap
Ketika tatapan itu jauh
Ada rindu menggaduh
Ketika kata jauh trcipta
Ada tangis dijiwa

Sepi tanpamu


Hari ini detik berlalu bagai mencekik
Menit mengalun mendesak
Sesak memuncak dalam otak
Hariku jauh bagai musuh
Minggu ini sepi pagi ini menangis
Siang ini meronta
Malam ini marah
Kenapa semua?
Karena hari tak ada hati
Tak ada isi puisi
Tek bertemu sang dewi
Karna hari ini tanpa mu
Menit adalah kamu
Waktu ku adalah kamu
Hari adalah kamu sepiku tanpamu

Mimpi



Semua hanya mimpi
Kutahu setelah ku tak bisa dekat denganmu
Ku datang
Kau pergi
Kau pergi angan ku mengabur
Setiap kau dekat ku merasa hangat
Tapi itu hanya mimpi dalam hati
 Yang tak jelas kapan menjadi realiti
Semakin sakit hati yang tersesat dialam mimpi
Bunga ku tak berseri
Mimpiku masih mimpi
Realiti tak bisa mengiringi larinya hati