Minggu, 23 Januari 2011

Selamat Tinggal

Selamat Tinggal
Menjalar bunga hati pohon sepi
Mekar bunga abadi
Tumbuh bersama kelam mengkabut sepi
Memancar hitam mempekat langit
Tapi malah semakin bersemi
Hitam pekat hatipun menjadi mayat
Terselubung akar tetindih jalar
Terbelenggu samar terselubung mekar
Kasih putih cahaya biru
Hanya bagian masalalu
Redup semu tak merayu
Jadi selamat tinggal masalalu

KECEWA

Kecewa
Lukaku semakin mengangah
Hatiku semakin lelah
Kecewa semakin parah
Kini hati tak terkontrol dan menjadi amarah
Marah, marah dan marah
Kini marah mengalahkan logika
Dendamku membatu
Karna kelakuan ratu yang angkuh
Mengukirkan prasasti benci
Membangun istana emosi
Itulah keadaan hati kini
Sekali lagi “Dasar Ratu Angkuh!!!”
Jika tak suka mengapa kau merangkulku penuh??

CACI


Caci
Sakit hati karna caci
Kucoba kirim puisi
Tapi malah aku dimaki
Kalau tak suka janganlah mencaci
Karna puisi adalah hati
Kau hina puisi kau lukai hati ini
Aku tak minta dihargai
Yang aku minta hanya jangan kau lukai
Caci sungguh setajam belati
Sesakit sepi sebusuk tai
Bekasnya pun abadi

Kamis, 13 Januari 2011

Bayang Sesaat


Bayang Sesaat
Saat gelap memeluk erat
Kuda besipun lewat
Bersama putri menarikan senyuman malaikat
Sayap putihnya merekah
Membuat hati ini gundah
Ingin rasanya kupanggil dan kupeluk erat
Tawa, canda,emosi, juga mimpi  mulai bersemi
Semua reality tertutup semu
Melupakan semua dukaku
Hangat mungkin bila disamping sang putri
Sesaat otak kembali bertindak
Menyadarkan mata membuat semua jadi tampak
Mengingatkan kalau itu hanya bayang sesaat

Ini Itu


Ini Itu
Ini jauh itu disana
Ini berdiri melihat itu jauh bicara
Ini bicara siapa itu disitu
Itu tak tahu ini berkata dalam hati
Dalam hati ini sungguh ingin dekat dengan itu
Ketika itu mendekat ini bergetar
Saat ini waktu beku oleh itu
Kemudian hati ini membisik itu Cinta

Karna Kata

Karna Kata
Gunung kokoh mendadak runtuh
Bulan malam mendadak kelam
Laut biru perlahan beku
Pupus yang barupun tampak layu
Sakit sekali melihat mereka begitu
Karena aku suka gunung
Aku ingin bulan disetiap malam
Dan aku pun tak suka memandang laut beku
Apalagi pupus kusuka hijaumu
Semua Cuma gara-gara kata
Ya kata sederhana tapi cukup membuat luka
Sebuah kata “DAH”

Pengakuan

Pengakuan
Hari ini ijinkanlah aku cairkan beku
Beku yang selalu memeluk lidah
Yang selama ini terendap parah
Hari ini ijinkanlah aku masuk surga jiwa
Mengungkapkan yang selama ini menjadi tanya
Dan membuat semua jadi nyata
Hari ini ijinkanlah aku untuk berbahasa
Mengungkapkan hal yang menurutku begitu indah
Yang selama ini membuat ku tak menyerah
Hal yang selalu memberi energi
Sebuah hal yang aku sendiri tak tahu kapan datangnya
Sebuah hal yng ku sebut Cinta
Jadi ijinkanlah aku untuk mendapatkannya